Monday, December 5, 2011

[FF] 3 words, 2 smiles, 1 Heart

Author : csm
Genre : Fluff, YAOI

Cast : 2min
Length : drabble … words
Summary : dyslexia, a physical disorder affecting a person's ability to read and write. A problem that covering Taemin’s future. But a love has changed him.

A/N : an amateur drabble lol enjoy ! :) totaly inspired by one of my subject in colleague.
Disclaimer : I don't own anything just the plot.


WARNING : Against YAOI thingy? dont read ^^ don't bash :)


Seorang laki-laki berambut kekuningan menangis jelas di hadapannya. Sesenggukan hebat sembari sesekali menghapus pipi dan hidungnya yang berair dengan lengan bajunya.
‘h-h-how m-much i.. try it I still cant!’




Ia berbicara dengan bahasa isyaratnya, menggerakkan tangannya yang bergetar karena terlalu lelah menulis membentuk sebuah kalimat yang dimengerti sosok di depannya.

Sementara di sisi lain, seorang pria dengan jelas tersenyum lembut. Mengerti bagaimana ia sudah mencoba namun tetap gagal. Tangan pria tinggi berambut kecoklatan itu mengeluarkan tangannya dari saku jas putihnya, meraih helai-helai rambut si laki-laki di depannya dan mengelus puncak kepalanya pelan.

“it’s okay!”

Suaranya yang lembut dan nadanya yang rendah. Sesuatu yang mengiringnya ke dalam keadaan tenang.

‘why it have to be me?’
Ia bertanya, masih dengan isakan ia menunjuk dadanya sendiri. Hidungnya memerah seperti tomat karena ia gosok terus menerus.

‘bahkan tidak bisa memegang pensil dengan benar!’ protesnya lagi pada si dokter, jelas terlihat raut wajahnya yang kesal. Berlatih 24 jam sehari, 7 hari seminggu, tidak pernah berhasil. Begitu mudahnya orang lain menggenggam pensil mengapa ia tidak? Begitu mudah orang lain membaca mengapa ia tidak? Begitu mudah orang menulis mengapa ia tidak? Bahkan nilai mengejanya sangat di bawah rata-rata. Hal yang semudah itu tidak bisa dilakukannya. Lalu ia harus berkomunikasi dengan apa?

Disleksia, dipikir-pikir untuk apa penyakit itu datang padanya? hanya karena ayahnya yang juga menderita disleksia. Kenapa harus dia? Sementara ia sudah disusahkan dengan cacat yang membuatnya tidak bisa berbicara.

Ia duduk di kursi si dokter, menghentakkan kakinya kesal dan menghabiskan sisa isakannya disana. Yang kemudian merasakan kursinya diputar ke samping kanan, harus berhadapan dengan senyuman pria dengan tatapan tajam dan lembut itu. pria yang merundukkan tubuhnya untuk menyamakan posisi wajah mereka pada sau garis.

“because you’re special!” ucapnya dengan nada lembut.

‘special in what? I’m nothing than a shit!’

“But you’re everything for me, Taemin!”

Ia melebarkan size kedua matanya, entah mengapa ia tiba-tiba mengatakan hal itu. Meski di satu sisi, Taemin, laki-laki yang sedang duduk di depan si dokter ini menghentikan isakannya. Menelan jelas-jelas apa yang baru saja dikatakan pria tampan ini. Menjauhkan dari apa yang baru saja dikatakannya, ia memutuskan untuk kembali tersenyum “I know you can!”

‘how?’

“You can do it with love and happy feel!”

Taemin terlihat menunduk ‘h-how?’

Minho, si dokter muda segera mengangkat bahunya. ‘thinking of someone you love maybe?’ menjawabnya dengan bahasa isyarat dan terkekeh saat melihat Taemin merona merah seperti udang rebus.

.
.
.

Ini seharusnya menjadi pagi yang tenang untuk Minho, namun keributan mengenai pasiennya yang membuat ulah hingga perawat-perawat di tempat ia bekerja memperbincangkannya. Well, meskipun mereka segera membungkam mulut saat Minho melewati lobby, namun mereka akan melanjutkannya kemudian setelah Minho pergi meski suara mereka terdengar cukup jelas seperti burung-burung kakak tua. Minho menggeleng, segera mengubah jalannya ke kanan. Menuju kamar pasiennya.

Dan benar saja, ketika ia membuka pintu kamar Taemin, ia cukup terkejut dengan tumpukan-tumpukan kertas yang diremas dan dibuang sembarangan hingga membentuk beberapa gunung kecil yang nyaris menutupi lantai. Bahkan beberapa kertas juga terdapat di atas kasur.

“TAEMIN!” panggilnya terkejut, melihat kamar yang sungguh seperti kapal karam. Si pemilik nama segera menyita perhatiannya dari kertas dan pensil yang digenggamnya canggung kemudian berpindah pada sosok tampan dan tinggi yang berdiri dengan ekspressi masih shock. Senyuman kemudian kembali ia buat di bibirnya, menggeser pantatnya turun dari kasur dan berlari menghampiri si dokter.

Memanggil nama Minho berkali-kali dengan mimik bibirnya meski tidak ada suara yang keluar disana. Menarik tangan hangat sang dokter tanpa menunggu protesnya dan mengabaikan ekspressi Minho yang terlihat bingung.

‘Aku bisa!’ ia tersenyum lebar, memperlihatkan deretan gigi putihnya yang tersenyum manis di antara bibir plump merah jambu. ‘aku mematahkan 3 pensil!’ ucapnya dengan matanya yang lebar dan bercerita dengan excited menunjukkan pinggir telapak tangannya yang terluka, ia masih belum bisa menggunakan pensil dengan baik. Menimbulkan kekehan dari Minho saat melihatnya seperti itu. entah kemana hilangnya rasa kesal Minho terhadap Taemin karena keadaan kamar yang dibanjiri oleh kertas.

‘aku berpikir tentang orang yang kucintai!’ Taemin menggosok belakang lehernya, canggung karena malu mengatakan hal ini sesungguhnya.

“lalu?” Minho tersenyum, meski di dalam hatinya merasa ia sedikit tidak rela. Oke, boleh saja dikatakan ia sudah memendam perasaan pada pria ini.

Dengan malu-malu, Taemin mengambil sebuah kertas di bawah bantalnya, menjepit sisi kertas yang berbeda dengan jemarinya dan menempelkannya di depan dada.




Minho melebarkan kedua matanya, dan tidak selebar senyumannya setelah Taemin membalik kertas itu kemudian dan menunjukkan bagaimana ia memperlihatkan perasaannya yang sebenarnya. Meski masih banyak yang harus di perbaiki dan huruf yang nyaris tidak bisa di baca. Namun ia bisa merasakan bagaimana Taemin bekerja keras untuk dirinya sendiri.


Ia mengecup bibir Taemin singkat.
“I Love You, too!”

2 Coment:

ayu aditi said...

eciee seungmi uda ngepost ;3
fighting!~

Hanhyera said...

Selamat ya eon, ff nya keren banget.

Post a Comment

 

Only Minho Design by Insight © 2009