Thursday, March 10, 2011

[FF] My Sexy Rich Cruel Master – Chapter 2

Title : My Sexy Rich Cruel Master
Author : Ray-chan
Genre : Teen romance, Comedy
Rating : PG-15
Language : Indonesia
Pairing : Minho/Hara
Cast : KARA, SHINee, f(x), TVXQ, Jang Wooyoung 2PM
Disclaimer : I don’t know Minho and Hara’s characters. And also all characters here. They belong to themselves. But the plot is pure mine. I make this not for money. So, not sue me.
Summary : Minho hates Hara and Hara hates Minho. But they in a trap of love.

“Noona, kita sudah sampai.”
Taemin melirik Hara yang cemberut. Ia kini sedang mengantar Hara untuk kembali ke sekolahnya.
“Aku yakin tendangan noona tadi pasti bikin hyung kesakitan banget.”
Hara menoleh. Ia menatap Taemin tajam. Kejadian beberapa jam lalu kembali melintas di pikirannya.

***

“Terserah padamu!! Aku beri kau dua pilihan! Kau mengganti kerusakan mobilku atau ku laporkan kau ke polisi?! Kau akan terkena dua kasus. Pertama merusak mobilku dan tidak mau bertanggung jawab, lalu merusak nama baikku dengan mengataiku bodoh dan tuli! Pilih yang mana?!”

Hara terdiam. Ia memutar otak cerdiknya agar bisa keluar dari tempat mengerikan itu. Matanya melirik ke Taemin yang memandangnya polos. Hara tersenyum. Ia lalu menatap Minho sambil tersenyum menggoda.
“Kamu bilang ingin ganti rugi kan? Baiklah, akan aku ganti.”
Hara terus berjalan mendekati Minho yang bingung. Cowok jangkung itu spontan mundur untuk menghindari Hara yang semakin lama semakin gencar mendekati dirinya.
“Mau apa kau?” tanya Minho galak.
“Mau ini!”
Hara menendang bagian sensitif Minho dengan keras. Key tersentak, Taemin melongo, dan Jonghyun spontan memegang bagian sensitifnya.
“Aah! Cewek sialan!!”
Hara dengan cepat berlari ke arah Taemin yang melongo. Ia merebut kunci yang ada dalam genggaman cowok itu. Kemudian membuka pintunya dan berlari dengan sekuat tenaga.
“Dahsyat sekali cewek itu. Dia berani banget sama Minho.”
Key menggeleng-gelengkan kepalanya kagum. Baru kali ini ada orang yang berani sekali menentang sahabatnya. Apalagi orang itu adalah seorang cewek biasa! Pikirnya.
“Ho, sakit nggak?”
Jonghyun mendekati Minho yang duduk di bangku sambil memegangi bagian sensitifnya yang habis ditendang oleh Hara.
“Nggak! Enak banget malah! Kayak habis gituan!” bentak Minho.
“Benaran?”
Jonghyun menatap Minho dengan tatapan serius. Minho menatapnya jijik.
“Bodoh! Ya nggaklah! Sejak kapan kalau ‘itu’ ditendang rasanya kayak habis gituan? Gila kau!”
Jonghyun cemberut. “Sialan kau! Aku pikir benaran enak!”
“Hoi, Taemin ke mana?”
Minho dan Jonghyun menoleh. Mereka baru sadar kalau Taemin tidak ada di situ lagi.
“Balik ke kelasnya kali.” tukas Jonghyun.
Taemin berlari-lari sambil mengejar Hara. Cewek berambut panjang itu berlari kencang sekali.
“Noona, tunggu sebentar!”
Semula Hara ragu untuk menghentikan larinya. Siapa tahu itu akal-akalan cowok sialan itu dengan menyuruh Taemin untuk menangkapnya kembali. Tapi melihat Taemin yang benar-benar kelelahan, gadis itu merasa iba. Ia lalu berhenti dan menatap Taemin tajam.
“Mau apa lagi kamu?”
Taemin mengatur napasnya sebelum menjawab Hara.
“Nggak ada kok, noona. Aku cuma pengen ngantar noona pulang. Boleh ya?”
“Nggak! Aku bisa pulang sendiri!”
“Ayolah noona. Biar aku antarin pulang.”
“Nggak mau! Pasti ini akal cowok sialan itu kan? Dia nyuruh kamu buat ngantar aku?!”
“Nggak kok, noona. Aku nggak disuruh sama Minho hyung. Aku tulus pengen ngantarin noona pulang. Kan tadi aku juga ikut maksa noona buat ke sini.”
Hara terdiam. Wajah Taemin polos sekali. Mungkin cowok ini berkata jujur padanya. Ia lalu mengangguk dan Taemin tersenyum. Cowok imut itu lalu mengajak Hara untuk menuju mobilnya.

***

“Biarin deh. Dia yang salah kok.”
“Noona, aku cuma memperingatkan noona. Hyung nggak pernah bercanda dengan ancamannya. Ia bisa saja melapor ke polisi tentang hal ini. Jadi noona harus hati-hati. Nanti aku coba bantu noona. Aku bakal bilang sama hyung supaya nggak melaporkan noona ke polisi.”
Hara tercengang. Ternyata Taemin orang yang baik. Ia lalu tersenyum.
“Ye, gomawo Taemin.”
Taemin mengangguk. “Cheonmaneyo, noona.”
Hara akan turun dari mobil ketika Taemin kembali berceletuk.
“Ah, panas sekali hari ini.”
Taemin membuka jaket hitamnya. Hara tersentak.
“Jadi cowok yang dibilang Jiyoung cute itu Taemin?” gumam Hara.
“Tadi noona bilang apa?”
“Ah, nggak ada. Eh, aku masuk dulu ya. Makasih sudah ngantarin aku. Bye!”
Hara lalu turun dan berlari kecil memasuki gedung sekolahnya. Taemin menatapnya sambil tersenyum sebelum ia meninggalkan sekolah itu.
Hara berjalan memasuki kelasnya. Nicole dan Jiyoung dengan spontan berhambur ke gadis itu.
“Hara, kamu nggak apa-apa kan? Kamu disakitin nggak sama mereka?” tanya Nicole gencar.
Hara tertawa. “Santai saja, Cole. Aku nggak apa-apa kok.”
“Benaran?”
Nicole menatap Hara tidak percaya. Namun Hara mengangguk mantap.
“Iya, Nicole. Aku nggak apa-apa. Tenang saja.”
Ia tidak mau menceritakan apa yang barusan terjadi padanya kepada Nicole dan Jiyoung. Ia tidak ingin membuat dua orang yang ia sayang merasa khawatir. Biarlah nanti ia sendiri yang memikirkan jalan keluarnya.
“Jiyoungie, jadi cowok yang kamu bilang cute itu Lee Taemin ya?”
“Ah, jadi namanya Taemin ya, eonni?”
Hara mengangguk. Jiyoung tesenyum lebar.
“Dia itu cute banget, eonni. Namanya juga keren. Whoaa!”
Hara tertawa sementara Nicole geleng-geleng kepala.

***

Hara sedang merenung di bangku taman sekolahnya. Ia memikirkan berbagai cara untuk dapat mengganti kerusakan mobil Minho. Mana mungkin ia meminta uang pada ibunya. Mereka bukan keluarga kaya.
Nicole berjalan mendekati sahabatnya yang kelihatan murung tersebut.
“Benar kamu nggak apa-apa?”
Hara tersentak. “Nicole? Nggak kok. Sungguh!”
“Kamu kelihatan murung sejak kembali dari sekolah itu. Apa yang sebenarnya terjadi, Hara?”
“Nggak ada apa-apa kok, Cole. Tenang saja.”
“Apa kamu benar-benar nggak mau cerita sama aku? Aku kan sahabat kamu dari kecil.”
“Nggak ada yang harus aku ceritain, Nicole. Sungguh! Aku nggak apa-apa kok.”
Nicole menghela napas. Tidak seperti biasanya Hara begini. Biasanya gadis itu akan selalu cerita mengenai masalahnya. Tapi kali ini ia sangat tertutup. Apa yang sebenarnya terjadi tadi? Ia tidak tahu harus bertanya pada siapa.
“Ya sudah kalau kamu nggak apa-apa. Tapi janji sama aku kalau kamu bakal cerita kalau sesuatu terjadi sama kamu.”
“Aku janji, Nicole.”
“Sungguh?”
Hara mengangguk mantap.
“Kalau janji kayak gini.”
Nicole lalu mengkaitkan jari kelingking kanannya dengan jari kelingking kanan Hara.
“Kita kayak anak-anak deh.”
“Biarin! Yang penting kamu mau janji sama aku.”
“Iya, aku janji, Nicole.”
Nicole tersenyum lalu merangkul sahabatnya itu. Hara membalas rangkulan Nicole sambil tersenyum juga.
Maaf Nicole, aku nggak bisa cerita hal ini sama kamu. Masalah ini terlalu berat. Biar aku yang menanggungnya sendiri, pikirnya.

***

Minho dan kedua sahabatnya, Jonghyun dan Key berjalan berdampingan menuju kantin sekolah. Seperti biasanya, siswi-siswi yang melihat mereka langsung histeris.
“Minho tinggi banget! Jadi makin keren!”
“Huaa~ Potongan rambut Key baru lagi tuh!”
”Hei, kayaknya Jonghyun makin hari makin manly deh!”
“Taemin ke mana? Kok nggak ada?”
Berbagai bisikan terdengar di sana-sini. Namun ketiga cowok itu tidak perduli. Mereka tetap menuju kantin sekolah yang segera heboh karena kedatangan mereka.
“Heh! Pindah dari sini sekarang!”
Minho mengusir dua orang cewek yang sedang asyik menikmati makanan mereka. Ketika tahu siapa yang mengusir, mereka segera beranjak.
“Hyoyeon, yuk pergi dari sini.”
Temannya, Sunny segera menarik Hyoyeon pergi dari situ. Minho dan kedua sahabatnya kemudian duduk di tempat itu sambil berbincang-bincang.
“Kejam banget kamu sama mereka berdua.” ujar Key.
“Biarin deh! Aku kan mau duduk di sini.” jawab Minho cuek.
“Eh, si mungil datang tuh!”
Jonghyun melirik Taemin yang langsung duduk di samping Key dan berhadapan dengan Minho.
“Hyung! Jangan laporin Hara noona ke polisi dong!”
Minho mengernyit. “Kenapa emangnya?”
“Err— Habis kayaknya itu terlalu kejam deh buat dia.”
“Ngapain sih kamu bela dia?” tanya Jonghyun.
“Iya. Tuh cewek kan salah. Sudah sepantasnya Minho gituin. Malah dia berani banget sama Minho.” tambah Key.
“Jonghyun sama Key saja dukung aku. Kok kamu beda sendiri sih?”
“Nggak tahu ah! Pokoknya hyung jangan laporin Hara noona. Kalau hyung lakuin itu berarti hyung jahat!!”
Taemin lalu beranjak dan meninggalkan ketiga hyungnya yang heran.
“Ada apa dengannya? Memang aku salah ya?” tanya Minho.
“Nggak kok. Taemin saja yang aneh.” tukas Key.
“Jangan-jangan dia naksir Hara benaran kali.” ujar Jonghyun sembarangan.
Minho baru saja akan menjawab Jonghyun ketika Kwon Yuri, gadis yang sangat menyukai dirinya datang bersama temannya, Seohyun.
“Hai Minho! Kamu sudah makan belum? Kalau belum biar aku pesanin ya? Gimana?”
Minho menatap Yuri kesal. “Nggak usah!”
“Kok gitu sih? Jangan galak-galak dong, Minho.”
“Yuri, ngapain sih kamu ke sini?!”
“Aku kan calon pacar kamu, jadi aku harus sering memperhatikan kamu.”
Yuri menggenggam tangan Minho tapi ia segera menepisnya dengan kasar.
“Calon pacar?! Jangan harap deh! Aku nggak mau pacaran sama cewek kayak kamu! Sana pergi!”
“Tapi—”
“Haish! Seohyun, menjauh dariku!!” bentak Key kasar.
Seohyun, gadis yang menyukai Key cemberut.
“Jahat banget sih sama aku.”
“Terserah aku dong! Sana pergi sama Yuri! Jangan ke sini lagi!”
“Key, aku kan cuma mau kasih perhatian sama kamu.”
“Seohyun, diam deh! Sana pergi dan bawa cewek ini juga! Hush!” bentak Minho.
Kedua gadis itu menyerah. Mereka lalu pergi dari situ.
“Nanti kamu pasti tergila-gila sama aku!” umpat Yuri kesal.
Jonghyun tertawa-tawa puas melihat kedua sahabatnya yang berwajah kusut.
“Heh, jangan tertawa!” bentak Minho.
“Nggak ada yang lucu juga!” tambah Key.
“Hahaha, nggak disangka ternyata Yuri sama Seohyun mengerikan juga ya? Tapi seru buat jadi tontonan gratis!”
“Sialan kau, Jong!” umpat Minho.
“Kau sendiri nggak laku ya?” ejek Key.
“Hei, jangan main-main! Aku punya banyak nomor telepon para gadis cantik.”
“Iya, tapi mereka nggak mau sama kau kan?” ejek Key lagi.
“Sialan! Akan ku buktikan nanti kalau banyak cewek yang mau sama aku!”
“Oke, aku tunggu bualanmu!”
Key tidak berhenti mengejek Jonghyun.
“Itu bukan bualan, bodoh!”
“Who knows? Let me see.”
“Tunggu nanti!”
“Hei, sudah-sudah! Ribut banget!” bentak Minho dan dua orang itu dengan segera mengunci mulut mereka.
Minho lalu pergi dari kantin dan berjalan menuju lapangan basket. Ia lalu asyik bermain basket sendirian. Matanya lalu tidak sengaja melihat gadis yang ia suka sedang berbicara dengan seorang pemuda. Krystal Jung dan Shim Changmin, gadis yang ia suka dan teman sekelasnya. Sudah lama ia menyukai Krystal. Tapi ia tidak berani menunjukkan perasaannya pada gadis itu. Samar-samar Minho mendengar pembicaraan mereka.
“Krystal, nanti pulang sekolah kamu mau temani aku ke toko DVD nggak?”
“Hm, boleh. Kamu mau cari DVD apa emangnya?”
“Apa saja deh. Kamu punya usul?”
“Gimana kalau DVD film romantis?”
“Boleh tuh. Nanti kasih tahu aku ya film-film romantis yang bagus.”
“Iya, tenang saja.”
“Oya, kita nontong bareng ya nanti.”
“Iya, Changmin. Itu sudah pasti.”
Kedua orang itu lalu tertawa akrab. Minho menatap mereka tidak suka. Ia benci melihat pemandangan itu. Ia kesal kenapa Krystal dekat sekali dengan Changmin? Ia tahu kalau mereka berdua memang bersahabat sejak kecil. Tapi kenapa sepertinya sekarang mereka saling menyukai?
Minho menghela napas. Ia sudah tidak berminat lagi bermain basket. Ia lalu duduk di bangku lapangan tersebut sambil menatap Krystal yang asyik tertawa bersama Changmin.

***

“Ah, selesai juga!” ujar Nicole lega.
Ia dan Hara habis disuruh mengantar buku anak kelas 1 ke laboratorium biologi.
“Capek banget ya, Cole? Bukunya banyak banget!” tambah Hara.
“Iya. Untung saja sudah selesai. Tapi kita harus menyusun buku-buku ini lagi.”
Nicole merutuk kesal.
“Hahaha, nggak apa-apa lah. Eh, aku mau ke toilet dulu ya. Nanti aku balik lagi ke sini.”
“Oke deh. Aku susun buku-buku ini dulu.”
“Iya.”
Hara lalu keluar dari laboratorium tersebut dan menuju toilet. Saat berjalan, ia merasa ada orang yang mengikutinya. Tapi saat ia menoleh ke belakang, tidak ada sosok apapun yang mengikutinya. Ia mulai merinding.
Masa ada hantu sih? Nggak mungkin banget! Pikirnya.
Hara mempercepat langkahnya. Ia tidak jadi ke toilet. Melainkan ia segera berlari menuruni tangga. Tidak mungkin ia kembali ke laboratorium lewat jalan itu lagi. Ia merasa ada yang mengikutinya tapi tetap saja sosok itu tidak kelihatan saat ia menoleh ke belakang.
Sampai di bawah, ia mendekati salah satu adik kelasnya dengan pura-pura mengobrol.
“Hei, apa ada yang mengikutiku di belakang ya?” tanya Hara pelan.
Adik kelasnya menoleh ke arah belakang dan tersentak.
“Ada sunbae! Dua orang laki-laki tegap yang memakai jas hitam. Mereka kelihatannya mencurigakan.”
“Sialan! Ya sudah, makasih ya!”
Hara lalu berlari cepat menuju gudang sekolah. Dua orang laki-laki itu segera menyusulnya. Tapi sosok Hara tidak mereka temukan karena gadis itu sudah bersembunyi di balik sebuah lemari bekas yang ada di depan gudang sekolah.
“Mana gadis itu?”
Salah satu dari laki-laki itu bertanya pada temannya.
“Tidak tahu. Cepat sekali dia larinya. Sialan!”
Hara keluar dari persembunyiannya dengan pelan. Ia menyambar sebuah sapu dan berjalan mendekati kedua laki-laki itu.
“Hyaaa!!”
Hara memukul kedua laki-laki itu dengan sapu. Mereka segera terjatuh dan tidak bisa berontak.
“Ampun! Tolong jangan pukuli kami lagi!”
“Enak saja! Kalian itu bikin aku ketakutan tahu! Mau apa ke sini?!”
“Kami tidak ada maksud apa-apa kok.”
“Bohong!! Pasti ada yang menyuruhnya!”
“Tidak ada! Sungguh!”
“Jangan bohong!! Pasti ada kan?!”
“Iya!”
Hara tersentak. Ia menghentikan pukulan mautnya.
“Siapa yang menyuruh kalian mengikutiku?”
Hara berjalan di koridor Chungdamn High School dengan penuh keemosian. Di belakangnya, dua orang yang mengikutinya tadi berjalan menunduk. Mereka dipaksa oleh Hara untuk ikut ke Chungdamn High School. Ia benar-benar sudah muak dengan cowok sialan itu. Hara melirik ke arah dua orang itu.
“Di mana dia?”
“Di lapangan basket.”
Hara dengan cepat menuju lapangan basket dan dilihatnya Minho tengah bermain basket bersama teman-temannya. Hara lalu mendekati Minho yang sedang bersiap-siap memasukkan bola ke dalam ring. Key dan Jonghyun yang kebetulan ikut bermain basket bersama Minho kaget melihat kedatangan Hara.
“Sedang main basket ya?”
Minho terkejut sampai-sampai bola yang ada di tangannya jatuh ke tanah. Ia menoleh dan menatap Hara kaget.
“Kenapa kau ada di sini?”
“Kenapa kau menyuruh orang-orangmu untuk mengikuti aku di sekolah?”
“Siapa yang menyuruh siapa? Aneh sekali kau! Jangan sembarangan bicara ya!”
Hara menatap Minho sinis. Ia lalu menunjuk ke arah kanan lapangan bola basket itu dengan dagunya. Minho melirik. Alangkah kagetnya ia melihat orang-orangnya yang kesakitan.
“Masih tidak mau mengaku?”
Minho lalu berjalan menuju bangku di lapangan itu untuk mengambil botol mineral miliknya. Cowok itu lalu meminumnya dengan cuek seolah tidak perduli dengan apa yang Hara katakan. Hara kesal dan berjalan mendekati Minho.
“Heh, kau dengar aku kan?”
“Ya.”
“Kalau begitu bilang kenapa kau melakukan ini!”
“Karena aku ingin kau ganti rugi mobilku.”
Hara menghela napas. “Sudah kubilang aku nggak punya uang!”
“Maka dari itu aku mengganggumu.”
“Maksudmu apa?”
“Aku akan terus mengganggumu sampai kau mengganti kerusakan mobilku.”
Hara mengambil botol mineral yang ada di tangan Minho dan menyiram cowok itu dengan air di dalamnya. Minho tersentak. Para siswa-siswi di sekolah tersebut tercengang. Begitu juga dengan Key, Jonghyun, dan Taemin yang tidak sengaja lewat di lapangan tersebut.
To be continued

*Hak Terbit telah mendapat persutujuan author

0 Coment:

Post a Comment

 

Only Minho Design by Insight © 2009