Saturday, April 16, 2011

[FF event] a little love for Raina

ini terkirim saat jam 12 lewat 5menit semalam, jd br aku post sekarang, mianhamnida
author : chokeycream
Genre : sad Romance

"Nuuna, aku pergi dlu ya.."ujar Minho sambil menurunkan tangan seorang yeoja dari pundaknya lalu mengambil tas dan bukunya.
"Aigoo..Minho~aah..Buru2 sekali.."protes para yeoja,minho hanya tersenyum kearah mereka lalu pergi keluar.Para yeoja langsung memasang wajah yang kecewa.
Choi Minho, siapa yang gak kenal sama namja satu ini? Berbadan tinggi,berwajah tampan,dan jago olahraga.Mantan kapten sepakbola pula.Minho paling terkenal diantara para yeoja.
Bruk!
"Mianhae.."ucap seorang yeoja dan langsung mengambil buku-bukunya yang terjatuh,lalu berlari meninggalkan minho.
"Hya nuuna.."panggil minho,namun yeoja itu tidak mendengarnya. "Aigoo..nuuna itu bahkan tidak melirik kearahku."gumam Minho lalu berjongkok untuk memungut bukunya.
"Shin Yura?Aiss~nuuna itu salah bawa buku.."ucap minho, lalu pergi membawa buku itu.

"Aigoo~"ucap Yura sambil mengacak2 isi tasnya.
"waeyo Yura?"tanya Haina sahabatnya yang heran dengan tingkah Yura. Kamarnya berantakan.
"Buku itu..tidak ada.."ujar Yura cemas, tiba2 dia teringat kejadian waktu ia bertabrakan dengan seorang namja. "Aiiss..pasti terjatuh tadi.."desahnya.
"Terjatuh dimana?"tanya Haina, sambil membantu Yura membereskan kamarnya.
"Ne..tadi aku menabrak seseorang di kampus.."sahut Yura.
“Kampus?Yaa..Aku kan sudah bilang kau jangan kesana dulu..Kau baru keluar rumah sakit 2 hari yang lalu…”omel Haina.
“Aigoo Song Haina…Kau tahu aku paling senang ke perpustakaan disana…Aku jenuh dirumah terus…Lagipula aku hanya meminjam beberapa buku dan pulang…”timpal Yura panjang lebar.
“Tapi kau malah menghilangkan buku yang sangat penting itu…”ucap Haina.
“aah..kau benar…semoga orang itu mengembalikannya…”
“Orang itu??Kau kenal??”tanya Haina.Yura menggeleng lemah.
“Aigoo…Kenal saja tidak bagaimana kau tahu siapa orang yang menemukan buku mu??”tambah Haina.
“Yaa..Siapa tahu saja…”

==========

Tuk!
Tiba2 sesuatu mendarat dikepala Yura.
"Buku ini.."batin Yura.Lalu ia mendongakkan kepalanya.Dilihatnya seorang namja tampan sedang berdiri di sampingnya.
"Akhirnya aku temukan juga dirimu nuuna..aku sudah seminggu mencarimu,sulit sekali.."keluh seorang namja yang langsung menarik kursi didepan Yura.
"Kau.."ujar Yura sambil menunjuk kearah Minho.
"Kau kenal aku?"tanya Minho. Yura menggeleng lemah. Yura sering mendengar nama Minho dari Haina, tapi ini pertama kalinya Yura melihat wajah minho.
“Jincha?Tidak kenal aku?”tanya Minho lagi. Yura tersenyum kecil.
“Aku hanya tahu namamu…tapi aku baru pertama kali melihat mu…”jelas Yura.
Minho hanya mengangguk-angguk kecil.
“Ah…Gomawo…Buku ini sangat penting…”ucap Yura.Minho tersenyum, dalam sekejap, senyuman minho membuat pipi Yura merah seperti apel.
"Ne..cheonmaneyo.."sahut Minho sambil melihat sekelilingnya. Perpustakaan itu memang jarang dikunjungi orang. Bahkan,disana hanya Yura dan Minho.
Yura menutupi wajahnya dengan buku yang dibacanya. Ia tidak mau kalau sampai Minho tahu ia sedang tersipu.
"Apa kau sering kesini?"tanya Minho.Yura mengangguk pelan.
“Pantas saja buku itu rumit sekali ku mengerti…hahaha…”ucap Minho sambil tertawa renyah.
“Eh?Kau melihat isi bukuku?”tanya Yura.
“Aah…Miyane…”ucap Minho. “Tapi tenang saja…Aku tdk mengerti sama sekali…”
Yura menghela nafas lega.
CKLEK!
Tiba2 suara pintu terkunci.
"Celaka!Penjaga itu pasti mulai mengunci semua ruangan.." minho langsung berlari kearah pintu lalu mencoba membukanya.Mustahil.Pintu itu terkunci.
Yura bangkit dari duduknya, lalu mencari jendela yang bisa dia panjat.
"Hya nuuna..apa kau gila?ini lantai 5.kalau kau memanjat jendela,nyawamu bisa melayang."ujar Minho ketika melihat Yura sedang membuka jendela.
“Aku butuh itu…”ucap Yura pelan. Wajahnya sudah mulai terlihat pucat.
“eh?Butuh apa?”tanya Minho bingung. Yura mengacak-acak isi tasnya tapi tidak ditemukan juga barang yang dicarinya.
“Tidak ada…Gawat…”ucap Yura lagi.Minho semakin tidak mengerti dengan yeoja itu. Minho mencoba mendobrak pintu, tapi sayangnya pintu itu terbuat dari besi. Hanya kekuatan dia saja tidak cukup.
PLASH!
Ruangan itu menjadi gelap. Minho merogoh sakunya dan mengambil ponselnya.
"Sial..handphoneku mati.."gerutu Minho.Yura duduk dipojokan.Badannya menggigil.
"Nuuna..Gwencanayo?"tanya Minho cemas setelah ia tdk mendengar suara nuuna itu sama sekali.Sambil meraba2 keberadaan Yura. Yuraa terdiam,napasnya tidak beraturan.
"Nuuna.."akhirnya minho menemukan badan Yura yang sudah tidak sadarkan diri.

==========

Matahari masuk melalui celah2 jendela.Yura membuka matanya perlahan.Wajahnya terlihat sangat  pucat.
"Nuuna,gwencanayo?"tanya Minho cemas ketika melihat yeoja itu sudah sadar.
"Ne..Kau tidak usah cemas…”sahut Yura,lalu ia mencoba untuk bangun,walau kepalanya masih sangat pusing.
"Aku antar kerumah sakit ya?"tawar Minho dengan cemas.Namun Yura menggeleng.
"Ani..aku tidak apa.."tolak Yura.Yura memang berbohong, badannya msih sangat lemah.
"Nuuna.kau berdarah.."ujar Minho, ketika melihat hidung Yura mengeluarkan darah.
"Gwencana.."timpal Yura , cepat-cepat dia menghapus darahnya.
"Aku antar kau pulang ya?"tawar Minho lagi.Yura tetap menggeleng.
"Tidak usah..aku bisa pulang sendiri..Gomawo.."
Yuraa lalu pergi meninggalkan Minho yang hanya terdiam. Minho tidak bisa memaksakan yeoja itu.

"Hya..Choi Minho!"seseorang melempar sebuah bola kearah Minho yang tengah melamun.Minho menangkap bola itu.Dilihatnya Jonghyun sedang berdiri didekat pintu.
"Aah..kau Hyung.."sahut Minho lesu. Minho melempar bola itu lagi kearah Jonghyun.
"Gwencanayo minho?apa kau sakit..?"tanya Jonghyun sambil berjalan mendekati minho,lalu dduk disebelahnya.
"Ani Hyung.."jawab Minho. Jonghyun mengerutkan alisnya, tidak mengerti.
"Waeyo Minho~Ah..tidak biasanya kau seperti inii?"ujar Jonghyun penasaran.Minho terdiam.Jonghyun memutar2 bola yang sedari tadi dipegangnya.Hening.
"Hyung,kau kenal Shin Yura?"tanya Minho.Jonghyun meletakkan dagu ditangannya,seperti sedang berfikir.
"Ahh~Nuuna itu..bagaimana kau mengenalnya?"ujar Jonghyun.
"Kau tahu?"tanya Minho lagi.Jonghyun mengangguk.
"Ne..dia dijurusan sastra,sama sepertiku..Hanya saja,dia jarang terlihat masuk kuliah belakangan ini.Mungkin sudah berhenti.."ujar Jonghyun.Minho menatap lurus kearah lapangan yang ada didepannya.
"Aah~Kau tanya saja sama sahabatnya,siapa yah namanya?hm.."Jonghyun berfikir lagi. "Aah ya!Haina..!"serunya. Minho mengangguk mantap.
"Gomawo hyung.."ujar Minho.
“tumben sekali kau bertanya-tanya tentang seorang yeoja, padahal banyak sekali yeoja disekelilingmu…”ucap Jonghyun. Minho tersenyum kecil.
“Aku baru mengenal dia sminggu yang lalu…Tapi pertemuan kami  tidak begitu baik…”ucap Minho.
“Ooh..Begitu…Yasudah kau cepat-cepat minta maaf padanya…”ujar Jonghyun.
“Ne..Hyung.Gomawo…”ucap Minho.Lalu ia pun berjalan menuju kelas Sastra.

"Eh..dia minho?"bisik seorang mahasiswi sambil mengerlingkan matanya kearah Minho.
"Aigoo~ Tumben sekali dia mengunjungi kelas kita..bukankah dia dikelas musik?"sahut mahasiswi lainnya.Minho tidak memperdulikan omongan para yeoja itu.Dia terus berjalan kearah kelas sastra.
"Minho~aah..ada keperluan apa kau datang kemari?"tanya seorang mahasiswi langsung menempelkan tubuhnya. Minho menjaga jarak dengan yeoja itu.
"Apa kau kenal yang namanya Haina?"tanya Minho pada yeoja itu.
"Anio..aku tidak kenal.daripada mencari mahasiswi yang tdk jelas seperti itu,bagaimana kalau kita pergi karauke?"ujar yeoja itu manja.Minho langsung masuk kedalam kelas itu. Lalu bertanya pada mahasiswi lainnya.
"Hya..Haina…ada yang mencarimu.."ujarnya kepada gadis berambut ikal dan berkacamata dipojokan.Minho langsung menghampiri yeoja itu.Haina melirik kearahnya.
"Ada apa?"tanya Haina matanya tetap terpaku kepada buku yang dibacanya.
"Annyeong.."sapa Minho.Haina menutup bukunya.
"Waeyo?"tanya Haina lagi.
"Ani..aku mencari temanmu yang bernama Yura.Dia ada dimana?Aku sudah seminggu lebih mencarinya,tapi tdk ketemu juga."ujar Minho.Yura menarik napas panjang.
"Memangnya knapa kau bertanya soal Yura?”tanya Haina lagi.
“Aku hanya ingin melihatnya saja…Apa dia baik-baik saja?”
“Ne…Dia baik-baik saja..Jadi lebih  baik kau tidak usah mencari Yura lagi…”Tambah Haina lalu pergi meninggalkan Minho yang tengah terpaku ditempatnya.

==========

Minho mengambil sebuah buku di rak paling atas. Minho memang jarang ke perpustakaan. Tapi semenjak ia bertemu dengan Yura, ia jadi rajin mengunjungi perpustakaan itu. Dia berharap kalau ia bisa bertemu dengan Yura lagi.
Sepasang mata Minho menangkap sosok seorang  yeoja yang tidak asing baginya. Lalu ia segera menghampiri Yeoja itu.
"Hya nuuna..Tidak tahukah kau kalau aku mencarimu kemana2?"ujar Minho, Yura menutup bukunya.Minho menarik bangku disamping Yura.
"Mianhae..Aku harus pergi sekarang…"ucap Yura lalu bangkit dari duduknya,tapi minho menghalanginya.
“Wae?Kau menghindariku?”tanya Minho.
“Anio…Hanya saja aku harus pulang sekarang…Sudah terlalu sore…Aku butuh benda itu…”ucap Yura.
“Benda apa?”
“Bukan urusanmu…”timpal Yura. Wajahnya semakin pucat sekarang.
“Nuuna?Gwencana?”Tanya Minho cemas ketika melihat wajah Yura semakin pucat.
“Nuuna…Kau berdarah…”tambah Minho.Yura lalu cepat-cepat membersihkan darahnya dengan tangannya.
“Gwenchana…”timpal Yura.
“Apanya yang tidak apa-apa?”ujar Minho panik. Yura semakin terlihat pucat. Darah terus mengalir dari hidungnya.
BRUK.
Minho menangkap tubuh yeoja yang tengah tidak sadarkan diri.

"pembuluh darahnya memang sudah banyak yang pecah..sebagian kankernyapun sudah menyebar masuk kedalam tulangnya.."
Kata2 itu terus terlintas dipikiran Minho.Minho duduk disamping ranjang.Sambil menatap lurus kearah Yura yang sedang terbaring lemah.
Tiba2 seseorang masuk kedalam dengan wajah pucat.Dia langsung menghampiri Yura,tanpa menyadari keberadaan Minho.
"Aigoo~Yura!sudah kubilang kau jgan datang kekampus lagi..masih saja tdk didengar?"omelnya.Yura hanya terdiam.Yura memang masih belum sadarkan diri. "Lihat akibatnya kan?"tambahnya kesal.Dia menghapus airmatanya.
"Ah..annyeong.."ucap Minho ketika yeoja itu melihat kearahnya.Haina tersenyum tipis.
"Bisa kita bicara sebentar?"tanya Minho,Haina tidak bisa menolaknya.Lalu mereka keluar dari ruangan itu.

"Jadi?Itu alasanmu kenapa aku tdk boleh mencari Yura lagi?"tanya Minho sambil menyodorkan sebuah minuman kaleng kearah Haina.
Haina mengangguk pelan.
"Ne.."ucap Haina. "Luna tdk ingin siapapun mengetahui hal ini..Terlebih lagi kau.."ucap Haina sambil meminum kopinya perlahan.Minho mengerutkan alisnya.
"Wae?"
"Aaiss..seharusnya aku tidak bilang ini padamu.."gumam Haina. Minho menatap tajam kearahnya. "Yura..sebenarnya..sudah lama menyukaimu.."jelas Haina,minho terdiam menatap minumannya. "Aku sudah melarangnya untuk pergi kuliah lagi,tapi dia tdk mendengarku..Dia bilang dia ingin tetap melihatmu.."
"Kau ingat waktu pertamamu masuk kuliah?"Tanya Haina.Minho mengangguk mantap.
"Aku dan Yura tdk sngaja melihatmu sdg bermain basket dilapangan belakang..Semenjak itu dia memang mengagumimu..mungkin kau tdk memperhatikan dia,tapi dia selalu memperhatikanmu.."ujar Haina.
"Tapi..6 bulan lalu,ktika dia divonis terkena kanker darah,dia langsung mengubur semua angannya tentangmu.."tambah Haina.
"Dia sangat menyadari hal itu..jadi, kau jngn mendekatinya karna merasa kasihan padanya.."sambung Haina.
"Aku bukan pria semacam itu.."timpal Minho.
"Arasso..aku percaya itu.."ucap Haina. "Aku mohon padamu, buatlah hidup Yura lebih berarti..Dokter memvonisnya hidupnya tidak akan lama lagi.."
Minho terdiam mendengar ucapan Haina.

==========

Yura terbaangun dari tidur panjangnya.Sudah 1 minggu ia tdk sadarkan diri dan hanya tertidur.Dilihatnya Minho sedang tertidur disisi ranjangnya.Yura tersentak kaget melihat namja itu ada dihadapannya.
"Ah..nuuna.kau sudah bangun?"tanya minho sambil mengucek matanya.
"Kau..Sejak kapan kau disana?"ucap Yura smbil menatap Minho.Wajahnya terlihat sangat letih dan kantung matanya terlihat sangat jelas.
"Tdk usah kau pikirkan nuuna..aku senang kau sudah bangun.."ucap Minho sambil menuangkan segelas air untuk Yura. Lalu Yura mengambil gelas itu dari tangan Minho.
"Gomawo.."Yura tersenyum tipis
"Cheonmaneyo nuuna..Senang sekali melihatmu tersenyum.."timpal Minho.Yura terdiam mendengar ucapan Minho.
"Kau ingin jalan2 nuuna?"tanya Minho.
“Apakah boleh?”tanya Yura ragu.
"Hanya disekitar rumah sakit saja..”ucap Minho.
Akhirnya Yura mengangguk pelan. Minho mengambilkan kursi roda yang ada dilemari.Lalu membantu Yura untuk duduk.
Minho mendorong kursi roda itu dan berjalan menuju taman.
" mengapa kau menghindariku kemarin?"tanya minho sambil berjongkok didepan Yura.Yura hanya terdiam.Dia tdk bsa menjelaskan.
"Kau tahu?Ini pertama kalinya untukku.."sambung Minho.
"Pertama kali apanya??Kau kan slalu dikelilingi para yeoja?"tanya Yura heran.Minho tersenyum.
"Anii..bukan perasaan seperti itu maksudku.."ucap Minho.
"Ingat..waktu pertama kali aku menemukan bukumu?"tanya Minho.Yura mengangguk pelan. "Ne..Semenjak itu aku slalu ingin tahu tentangmu..Dan waktu kita terkunci diperpustakaan,aku benar2 tdk tdr semalaman melihatmu tdk sadarkan diri..jadi..kumohon nuuna.Jangan menghindar lagi."ucap Minho.Luna terdiam.
"Kau, benar2 tdk membuat hidupku tenang..Aku benar2 tdk bsa kalau tdk melihatmu.."tambah minho lalu meraih tangan Yuraa.

==========

"Annyeong.."Sapa seorang namja yang datang dengan membawakan bunga.
"Hya..key jangan berisik..ini rmah sakit.."Tegur yang lainnya.
"Aah~ Kalian sudah datang.."sambut Minho. Yura melirik kearah Minho dengan tanda tanya besar dikepalanya. "mereka temanku.."ucap Minho,Yura mengangguk pelan.
"Nuuna..bgaimana keadaanmu?"tanya seorang namja bertubuh kecil.
"Aah~Kalian ini daritadi bicara saja tapi tidak memperkenalkan diri kalian."celetuk yang lainnya.
"Oke..oke..aku yang akan memperkenalkannya.."timpal namja yang lain. "Nuuna, perhatikan baik2..yang bawa bunga itu Key, yang didekat jendela itu jonghyun, yang bertubuh kecil itu taemin dan yang berwajah tampain itu aku, Onew.."tambahnya.
"Hyaa..apa maksudmu dengan berwajah tampan?"protes key.
"Memang aku tampankan?hahaha.."ujar Onew sambil tertawa.
"Aigo~ Nuuna,jangan kau dengarkan dia ya.."ucap Key.Yura terkekeh mendengarnya.
"Nuuna..Gomawo.."ucap taemin kemudian. Yura mengerutkan alisnya.
"Aah~ Geure.Gomawo Nuuna.."tambah Key menyetujui ucapan Taemin.
"Waeyo?"tanya Yura.
"Ya ya ya!Kalian mulai lagi.."protes Minho lalu membungkam mulut key
"Kau sudah mengembalikan Minho kami sperti biasanya.."kali ini jonghyun yang berbicara.
“Eh?Memangnya yang tidak biasa itu apa?”tanya Yura bingung.
“Hahaha… Tidak apa…Nanti kau juga tahu sendiri…”ucap Jonghyun.

"Aah~Mianhae nuuna atas kelakuan mereka.."ujar Minho ketika Taemin dan yang lainnya sudah pulang.
"Tidak apa..mereka smua lucu.."sahut Yura, wajahnya terlihat senang. Minho tersenyum melihat nuuna itu sudah kembali bersemangat.
"Memangnya yang di maksud jonghyun itu apa?”tanya yura.
“Hahahah tidak apa…Tidak usah dipikirkan…”
Yura menatap Minho tajam.
“Hahaha…Baiklah aku ceritakan… sebenarnya dulu Jonghyun hyung pernah suka dengan seorang yeoja,tapi yeoja itu malah menyukaiku…Dan kamipun berpacaran…Walaupun hanya sebentar…Mungkin Jonghyun hyung merasa sedikit kesal sampai sekarang…Hahahhaa…”jelas Minho
“Eh? Benarkah?” tanya Yura.Minho mengangguk mantap.
“Ne… Tapi semenjak kejadian itu, aku menjadi playboy. Karna itu Jonghyun hyung tidak menyukainya… Tapi ia tetap baik padaku…”jelas Minho lagi.
“Hahaha.. Apa sekarang kau masih seperti itu?”goda Yura.
“Kau meragukanku?”protes Minho.
 “Anio… Kau seperti itu juga tidak apa… Setidaknya kau tidak terlalu sedih ketika aku meninggalkanmu nanti…”
“Heeey… Kenapa kau berbicara seperti itu?”protes Minho lagi.
“Anio… Aku hanya ingin berkata jujur… Kau pastinya sudah tahu keadaanku sekarang…”ujar Yura sambil tersenyum miris.
“Sudahlah Yura… Kau jangan berfikir seperti itu… Kau pasti bisa mengalahkan penyakitmu…Aku akan bersamamu melawannya…Jadi kau jangan berkata seperti itu lagi…Arasso?”

===========


"Sejauh ini kondisinya memang tdk memburuk..pertahankan.."ucap seorang ahjussi dngan stetoskop menggantung dilehernya.
"Apa tdk ada yang bisa kita lakukan?Oprasi?Laser?"tanya Minho cemas. Dokter itu menggeleng.
"Sudah terlambat..Kita hanya bisa memberikan obat penahan sakit untuknya.."jawab Dokter itu. Minho terduduk lemas mendengarnya.
"Lalu?Berapa lama lagi?"kali ini Haina yang berbicara.
"Aku tdk bsa memastikannya..Namun,kini Yura sudah tdk bsa menggunakan kakinya untuk berjalan terlalu lama.."ujar sang Dokter. "Kalian bisa membawa dia pulang dan melakukan hal yang diinginkannya sebelum waktunya tiba.."
“Tiba??Jadi itu sebentar lagi??”tanya Minho.
“Kami hanya bisa bilang seperti itu… Kita hanya bisa melihat perkembangannya saja…”ucap dokter itu.
“Ottokhe Minho?” tanya Haina cemas.
“Kita jangan beritahu Yura dlu. Aku tdk ingin membuat ia cemas dengan keadaannya…”ucap Minho. Haina pun setuju merahasiakan hal ini dari Yura.
 "Benarkah boleh pulang?"tanya Yura senang.Minho mengangguk. Sementara Haina membantu minho membereskan pakaian Yura.
"Apa kau senang?"ucap Minho.Yura mengangguk mantap.
"Tentu saja!Aku rindu sekali udara diluar..Aku juga merindukan perpustakaan.."sahut Yura.
"Hyaa Yura..Kau harus banyak istirahat."omel Haina.
"Arass..Tapi aku tdk ingin seharian berbaring dirumah,itu sama seperti dirumah sakit.."ujar Yura. Haina tidak berkata lagi.
"Lalu?Kau mau pergi kemana?Kita pergi bersama.."ucap Minho.
"Aah~Banyak sekali!"sahut Yura bersemangat. "Aku ingin ke pantai,jalan2 ketaman,aku juga ingin keperpustakaan.."tambahnya.
"Ne..besok kita keperpustakaan.."ujar Minho. Haina menyikut lengan minho.
"Tdk apa..aku akan menjaganya.."bisik Minho.Haina hanya menurut.
"Kajja.."Minho mengeluarkan kursi roda itu dari lemari. Yura lalu duduk diatasnya.
"Benar2 kangen suasana dirumah.."ucap Yura.Minho mengelus rambut Yura dengan lembut.

"Aku pulang.."ucap Yura semangat.Namun rumah itu sepi dan tdk ada seorangpun disana.
"Kau tinggal sendirian?"tanya minho.Yura mengangguk pelan.
"Ne..ayahku ada di australi.Dia menikah lagi dan tinggal disana.Sedangkan ibuku, meninggal ketika aku masih berusia 10 tahun.."jelas Yura.
"Yaa..bagaimana aku memastikanmu baik2 saja tinggal sendirian seperti ini?"
“tidak apa.. kau jangan berlebihan….”ucap Yura sambil tersenyum kearah Minho.
“Kau yakin?”tanya Minho. Yura mengangguk mantap.
“Ne…Aku sudah sangat sehat sekarang oppa..Jadi tidak usah khawatir…”sahut Yura meyakinkan Minho.
“Tidak bisa.Kalau begitu aku menginap disini saja…”ucap Minho.
“Eeh?Menginaaaaaappp?”seru Yura heboh.
“Ne…Tidak boleh?”tanya Minho. Yura menggeleng.
“ani… hanya saja belum pernah ada namja yang datang kerumah, bahkan sampai menginap…”ucap Yura.
“Hahaha.. Baguslah kalau begitu…”ucap Minho.
“Ummm….Anu…Tapi rasanya canggung kalau kita hanya berdua…”uca pYura.
“tidak apa…Aku tidur di sofa.. Kau istirahat saja didalam…Besok kita akan pergi.”ujar Minho. Yura hanya menurut. Lalu iapun masuk ke kamar dan Minho berbaring di sofa.
Yura memang merasa sedikit tidak enak badan. Tapi ia tidak memberitahu Minho. Ia tidak ingin membuatnya khawatir.
“Uhuk…Uhuk…”
Yura terbatuk dan mengeluarkan darah. Ia tetap mencoba tenang. Sampai akhirnya ia membaringkan dirinya di ranjang dan menutup matanya

==========

hari ini Minho menepati janjinya. Dia mengajak Yura ke perpustakaan kampusnya.Yura terlihat sangat senang.
"aku belikan kau minum dlu..kau tunggu disini..jangan kemana2.."pesan Minho.Yura mengangguk. Lalu minho pergi menuju kantin meninggalkan Yura dihalaman kampus.
"Hey..Kau..ada hubungan apa kau dengan flams Kami?"ucap salah seorang yeoja yang tiba2 muncul lalu mendekati Yura.
"Anii.." Yura tdk bsa menjawab pertanyaan para yeoja itu. Dia dan minho memang hanya berteman.
"Aah~ Minho pasti merasa sangat kasihan denganmu.."sahut yang lainnya sambil menatap sinis kearah Yura. Yura hanya terdiam.
"Hyaa..Kau jangan pernah bermimpi minho akan melirik kearahmu..HAHAHA.."tawa para yeoja itu meledak.
"Hya kalian!"Minho muncul dengan membawakan 2  gelas jus kaleng.Wajahnya terlihat sangat marah.
"Minho~Aah..Kau membawakan itu untukku??Gomawo.."ujar seorang yeoja dengan nada manja.Minho melirik kearah Yura yang tengah tertunduk.
"Apa yg kalian lakukan terhadap Yura?"tanya Minho.
"Aah~Jadi dia itu Yura.."ucap yeoja itu. "Dia siapa mu minho~ah??"
"Dia yeojachinguku!jadi kalian jangan mengganggunya lagi!atau kalian berurusan denganku.."ancam Minho lalu mendorong kursi roda Yura pergi meninggalkan para yeoja yang tengah terkejut dengan jawaban Minho itu.
"Mianhae Yura..tdk seharusnya aku meninggalkanmu disana.."sesal Minho.
"Ani..Minho..bukan salahmu..memang benar yang diucapkan mereka.."timpal Yura
Mereka lalu tiba di perpustakaan. Yura langsung mengarahkan kursi rodanya kearah sebuah rak.
"Kau tdk bosan membaca buku itu terus?"tanya minho ketika melihat Yura mengambil buku sastra.
"Aah..aku memang menyukai sastra..waeyo?"
"Kusarankan kau membaca buku ini.."minho memberikan sebuah buku musik kearah Yura lalu duduk di tempat favorit Yura.
Yura mengambilnya.Ada sesuatu terselip didalam buku itu.Yura mengambil kertas itu dan membacanya. Yura tersenyum dan langsung berlari kearah minho.Bahkan dia lupa kalau dia sedang sakit.
"Hya..Yura!Kau kenapa berlari?Cepat duduk lagi.."omel Minho, namun Yura memeluknya. "Waeyo Yura ?"tanya Minho, Luna menunjukkan kertas itu kearah Minho.
"Gomawo.."ucap Yura.
Minho tersenyum.
"Cheonmaneyo Yura..Kau tdk boleh terlalu letih.."ucap Minho lalu menggendong tubuh Yura.
"Hyaa..aku ini berat tau!"protes Yura.Minho tertawa kecil.
Minho tersenyum hangat. Lalu meletakkan tubuh Yura dikursi rodanya.
Yura tersipu.Minho meraih tangan Yura dan memakaikan sebuah cincin dijari manisnya.
"Aah..pas sekali ukurannya!"ujar minho.
Yura tdk bsa menahan airmatanya.
"Yaa,mengapa kau menangis..?"tanya Minho lalu menghapus airmata Yura.
Yura menggeleng lemah.
"Anii..Minho..aku bahagia..gomawo.."timpal Yura.
Minho mencium bibir Luna lembut membiarkan Yura merasakan perasannya selama ini.

==========

 Minho berlari sepanjang koridor rumah sakit.Dilihatnya Haina sedang duduk mematung didepan ruang ICU.
" bagaimana?"tanya Minho dengan napas terengah2. Haina menggeleng pelan.
"Kritis.."sahutnya pelan.Minho terduduk lemas disebelah Haina.
Dokter yang menanganinya baru keluar dari ruang ICU.Minho langsung menghampirinya.
"Tidak ada harapan.."ucap dokter.dada minho terasa sesak. "Kita hanya menunggu keajaiban..Jika dia sadar,kemungkinan dia bisa bertahan..tapi.."
Haina nyaris pingsan mendengarnya.Minho menopang tubuh Haina dan menbantunya duduk.
Dokter itu lalu pergi meninggalkan Minho dan Haina yang tengah lemas mendengar ucapan darinya.
"Waeyo Minho??"tanya Haina lemah. Minho menarik nafas panjang.
"Tenang saja. Yura itu punya fisik yang kuat.."ucap Minho mencoba tegar.Haina lalu masuk keruang ICU melihat keadaan sahabatnya.Sedangkan Minho,duduk terdiam dengan lamunannya.

==========

"Yura~aah.."ucap Minho sambil mengganti bunga di vas.Sudah 2 minggu Yura tertidur disana.
"bogoshippo.."tambah Minho lalu menggenggam tangan Yura.Sebuah cincin melingkar dijari manisnya.
"Yura..aku sungguh tdk bsa melihatmu seperti ini.."ucap minho.Yura hanya terdiam.
Minho berusaha menahan airmatanya namun dia tdk bsa.
"Minho~ah..kau menangis?"ucap Yura lemah, Minho terkejut melihat Yura telah sadar.
"Ani..Aku panggilkan dokter dlu ya."Minho bangkit dari duduknya namun Yura menahannya.
"Tdk usah.."ucap Yura. Minho kembali duduk dan menggenggam tangan Yura lebih erat.
"Minho~ah..Saranghae.."sambung Yura. "Mianhae..kau harus menyukai wanita sepertiku.."
"Yura..kau jngn bicara terlalu banyak.."timpal Minho.
"Gwencana.Uhuk.."
"Yura.kau berdarah lagi.."ujar Minho cemas ketika melihat mulut luna berdarah.
"Gwencana Minho.."timpal Yura. "Tdk ush khawatir.."
"Bagaimana aku tdk khawatir?????"timpal Minho sambil membersihkan wajah Yura.
"Ara..tapi..aku ingin kau hidup dengan baik mulai sekarang..tdk usah khawatir lagi dengan ku.."ucap Yura.Minho mengelus rambut Yura dengan lembut.
"Ne..Karna itu,kau harus sehat..Arasso?"ujar Minho.
" aku ingin ke perpus."ucap Yura lagi.
"Yaa..kau kan masih sakit."ujar Minho.Yura mencoba bangkit dari tidurnya.
"Gwencana Minho..aku baik2 saja.Bahkan aku merasa sangat baik sekarang.."timpal Yura. Minho melirik kearah dokter yang baru tiba. Dokter itu menangguk pelan.
"Ne..Arasso.Aku antar kau kesana.."
"Benarkah?!Gomawo Minho~ah.."ujar Yura senang.Minho hanya berharap kalau Yura baik2 saja.

==========

Yura menghela napas panjang.
"Sudah lama aku tidak mencium wangi ini.."ujar Yura,wajahnya terlihat berseri.
"Gwencanayo Yura?Kalau kau merasa tdk enak badan,langsung bilang padaku yah.."pesan Minho.
"Minho~aah..Kau mengkhawatirkanku terlalu banyak.."protes Luna. "Kau lihat??Aku baik2 saja..bahkan aku merasa sangat sehat sekarang.."
"Arasso..Arasso.."gumam Minho.
Yura mengambil beberapa buku dari rak.
" kau masih mau membaca??"tanya Minho.Yura tersenyum.
"Ne..Kau tahu aku suka membaca.."sahut Yura.Minho tdk bsa melarangnya.
"Rasanya ingin sekali kesini lagi.."ujar Yura.
"kapan2 kita kesini lagi berdua.."timpal Minho.Yura mengangguk senang.
"Minho~aah..aku teringat waktu pertama kali berbicara denganmu."ujar Yura, lalu dia menempati kursi dipojok ruangan,tempat pertamanya dengan Minho.
"Ne..Kau sangat cantik waktu itu.."ujar Minho.Yura tertawa.
"Hahaha..Cantik ?Minho~ah..rasanya matamu sudah tdk beres.."timpal Yura.
"Hyaa.waeyo??aku tdk bohong..cahaya matahari yang masuk membuatmu terlihat cantik swaktu duduk disini."Yura tersenyum.
"Gomawo Minho..Gomawo sudah masuk kedalam kehidupanku.."gumam Yura.Minho mengelus rambutnya pelan.
"Ne."sahutnya.
"Minho..aku ingin istirahat sebentar.."ucap Luna."Ne..Kau tidurlah.."sahut Minho sambil merangkul Yura memejamkan matanya. Dia tertidur dalam pelukan Minho.

==========

 "Minho..kami turut berduka.."ujar Key sambil menepuk bahu minho pelan.Minho tersenyum kearah Key.
Didepannya berdiri sebuah batu nisan bertuliskan nama Shin Yura.
"Kau..jangan lupa makan lagi ya Minho.."pesan Onew. Minho mengangguk pelan.
"Aku tdk menyangka nuuna akan meninggalkan kita secepat ini..rasanya baru kemarin aku berbincang degnannya.."tambah Taemin lirih.SHINee memang sedang berduka,terutama Minho.Dia tdk mengira kalau Yura tidak akan bangun lagi.
"Setidaknya..penderitaannya sudah berakhir.."gumam minho pelan.
"Nee..Minho~ah..kau harus lbih tabah sekarang.."ucap Jonghyun.Minho tersenyum.
"kajja. kita pulang.."ajak Onew. "Sudah mau hujan.."tambahnya.Yang lainnya setuju.Minho mengangguk pelan. Lalu dia mengikuti para namja itu.
"Ah..annyeong.."Sapa Haina yang baru muncul dipemakaman.
Minho menundukkan badan.
"Minho~ah..aku punya sesuatu untukmu.."ucap Haina lalu mengambil sesuatu dari tasnya. "Yura..memberikanku ini sebulan yang lalu..Dia sebenarnya sudah tau kalau hidupnya tdk lama lagi.."
Minho mengambil sebuah amplop dari tangan Haina.
"Kau lihat saja isinya nanti. Aku pergi dulu..annyeong..”ucap Haina
"Gomawo.."ujar Minho.Hainamengangguk.
Sesampainya dirumah,Minho membuka amplop yang berisi CD.Dia langsung memutarnya.
"annyeoong.."sapa sebuah suara dalam rekaman itu.Yura.
"Minho~ah..mungkin kau menerima rekaman ini..aku sudah tidak ada lagi didunia ini.."tambahnya.Minho terdiam.
"gomawo minho..aku benar2 tdk menyangka aku dapat mengakhiri hidupku dengan bahagia,berkat kamu..gomawo..jeongmal gomawo.."
"sewaktu dokter memvonisku terkena kanker, aku rasa hidupku sudah mati..bahkan mati besokpun aku tidak apa2..tapi pandanganku berubah sejak mengenalmu..aku jadi lebih bersemangat untuk hidup..aku..takut mati..takut kalau aku tdk bsa melihatmu lagi, melihat senyummu dan semuanya tentangmu.."ujar Yura dalam rekaman.

"Minho~ah..aku rasa ini saatnya mengucapkan selamat tinggal untukmu.sebenarnya aku tdk suka bilang ini padamu..tapi aku tahu,hidupku tdk akan lama..karna itu..aku...aah..bagaimana bilangnya.."Yura memalingkan wajahnya dan menghapus airmatanya.
"saranghae minho.."Yura tersenyum kearahnya. "hanya itu yang sanggup aku ucapkan.."tambahnya sambil tertawa kecil.
"Na do.."sahut Minho. Yura menarik napas panjang.
"minho..sudah waktunya aku untuk pergi.jaga dirimu..aku akan tetap memperhatikanmu..hidup dengan baik..Annyonghi kyesayo(=selamat tinggal).."
"Annyonghi kyeshipshiyo"Minho mencoba menahan airmatanya namun dia tidak bisa.
“Yura-ssiii… semoga dirimu tenang. Huhuhu…”isak Jonghyun. Minho langsung melirik kearah Hyungnya yang tengah menangis kencang.
“Wae?Kau tdk pernah melihat pria menangis?”protes Jonghyun. Minho hanya tersenyum kearahnya. Lalu ia memalingkan wajahnya dan memutar rekaman itu lagi.

End-

1 Coment:

ayu aditi said...

huaaa
Yura T^T
kasian Minho ditinggal
pengen jg dpt cincin dr minho XD *ngayal* /plaks

Post a Comment

 

Only Minho Design by Insight © 2009