Friday, April 15, 2011

[FF event] Between Mannequin and Letters

author : Fani
genre : Romance
 
AUTHOR’S NOTE:
Annyeong ^^ Aku dateng lagi! *lambai2 ga jelas* Seperti biasa, pairingnya aku sendiri ma Minho. Hehehe. Jangan bosen, ya! :p Soalnya Minho kan bias utamaku^^ Oya, klo di sini ada hal-hal tentang SHINee yg ga sesuai ma kenyataan, mohon maaf ‘n harap maklum, ya ^^ *namanya juga FF* hehe..Happy Reading!

Main Casts:
Choi Minho

Stefani (Me) as Sang Haeyo

Cameo:
Kim Kibum (Key)

Lee Taemin


PROLOG:
Aku mendekati patung yang tampak berbeda tersebut. Ia mengenakan rompi hitam, T-shirt abu-abu, celana motif macan tutul, dan beberapa aksesoris. 
 
Yang aku herankan…Patung ini tidak berdiri di dekat patung-patung lain, tapi malah di balik pintu masuk! Kudekati patung itu, dan…anehnya lagi…tidak ada label harga pada baju patung ini.
“Miso unnie..,” panggilku pada salah satu karyawati yang berada di pojok ruangan. Namun, belum sempat aku memberitahunya tentang keanehan ini, keanehan lain mulai terjadi lagi. Patung ini tiba-tiba membekap mulutku!! “YA!! Kumohon…Biarkan aku di sini sebentar saja..” bisiknya padaku.

#FLASHBACK#

*Sang Haeyo’s POV*
            Annyeong yeoreobun! ^^ Joneun Sang Haeyo imnida. Aku adalah salah satu siswi kelas 2 SMA Yonsei. Kenapa aku tiba-tiba ada dalam cerita ini? Karena yang akan kalian ikuti sebentar lagi, memanglah ceritaku. Dan…ceritaku ini cukup unik. Kalian ingin tahu? Mari kita mulai! ^^9
            Hmm..Hari ini langit Seoul sangat cerah. Dengan penuh semangat aku melangkahkan kaki ke Ddaebak Fashion Shop milik kakak sepupuku, Sang Yoorae. Mulai hari ini, aku akan ikut bantu-bantu di toko tersebut selama liburan semester. Aku rajin, ya? Hehe..Bukannya aku narsis atau apa…Tetapi, itulah pendapat orang-orang terdekatku. Di saat libur sekolah yang seharusnya adalah waktu santai semua siswa, aku malah memilih untuk bantu-bantu di toko kakak sepupuku. Itu karena aku memang suka mencoba hal baru. Dan..hari inilah hari pertamaku di Ddaebak Fashion Shop, yang sudah kurang lebih 6 bulan dibuka. Aku memasuki toko fashion yang sudah terbuka sedikit itu.
“Pagi, Nona Sang!” sambut salah satu karyawati toko.
“Wah…Hari ini nona sudah mulai ikut bantu-bantu, ya?” ujar karyawati lain.
“Benar..Hari ini hari pertamaku. Mohon bimbingan kalian, ya!” ^^
“Oya, jangan panggil aku ‘Nona Sang’. Cukup panggil Haeyo saja. Justru aku kan yang seharusnya memanggil ‘unnie’ pada kalian?” ujarku sambil membungkuk setengah badan.
“Wah..Baiklah, Haeyo-ssi…” jawab mereka sambil balas membungkuk.
“Sudahlah…tidak usah sungkan..” balasku.
            Bersama para unnie karyawati yang lain, aku mulai memasang stok-stok baju baru pada hanger, membersihkan kaca etalase, dan juga mengenakan baju pada patung.

 
Dan…berawallah keterkejutanku dari sini…
Ketika aku sudah mengganti semua baju pada patung-patung, aku kembali ke tempat stok baju baru untuk mengecek lagi, apakah ada yang belum didisplay. Setelah selesai mengecek, aku kembali lagi keluar dan melihat sebuah patung laki-laki yang…hm? Sepertinya aneh…
Aku mendekati patung yang tampak berbeda tersebut. Ia mengenakan rompi hitam, T-shirt abu-abu, celana motif macan tutul, dan beberapa aksesoris. Yang aku herankan…Patung ini tidak berdiri di dekat patung-patung lain, tapi malah di balik pintu masuk! Kudekati patung itu. Setelah kuamati, ternyata tidak ada label harga pada baju patung ini! Benar-benar aneh!
            “Miso unnie..,” panggilku pada salah satu karyawati yang berada di pojok ruangan. Namun, belum sempat aku memberitahunya tentang keanehan ini, keanehan lain mulai terjadi lagi…Patung ini tiba-tiba membekap mulutku!! “Ya! Kumohon… Biarkan aku di sini sebentar saja,” bisiknya padaku. Mendadak aku berkeringat dingin dan lututku lemas. Untunglah, aku tidak pingsan!
“K-Kau…bisa bicara?!” ujarku tak percaya pada patung tersebut.
***
*Beberapa saat kemudian*
            “Astaga..Kau membuatku jantungan saja..Kupikir patungnya bisa bicara!” ujarku sambil mengatur nafas setelah shock. Rupanya, yang berada di depanku saat ini adalah: Choi Minho SHINee!! Aku masih terbengong-bengong, tidak menyangka kalau hari ini aku bertatap muka dengan salah seorang artis terkenal! Kalau teman-temanku yang adalah fans Minho mengetahui hal ini, bisa-bisa tamat riwayatku! Bagaimana tidak? Biasanya kan mereka harus berdesakan kalau mau menonton SHINee. Memotretnya dengan jelas saja akan sangat susah! Nah ini…aku malah hanya berhadapan berdua saja dengannya. Tanpa kru-kru televisi, tanpa serbuan fans, tanpa…
            “Haha..Dasar pabo! Mana ada patung yang bisa bicara? Kecuali kalau kau ikut syuting film ‘Night at the Museum’,” canda Minho sunbae menghentikan kebengonganku. “Oya, maaf ya, aku sudah lancang masuk ke sini dan jadi patung untuk bersembunyi. Habis tadi ada yang tiba-tiba mengenaliku, lalu dia memanggil teman-temannya yang seabrek. Jadilah mereka mengejarku!” jelasnya panjang lebar sambil mengusap peluh yang membasahi tubuhnya.
“Eh, ini…tokomu, ya?” katanya sambil memperhatikanku yang tidak memakai seragam pegawai seperti unnie-unnie yang lain. “Bukan. Ini milik kakak sepupuku. Oya, tidak usah minta maaf. Aku maklum, kok,” jawabku. Minho sunbae tersenyum lebar. 

“Oya, siapa namamu?” tanyanya kemudian.
“Sang Haeyo imnida. Panggil Haeyo saja,” jawabku sambil menjabat tangannya.
            “Kalau aku…Kau sudah tahu siapa aku, kan? Aku kan beken,” candanya sambil mengangkat dagu dengan sok angkuh.
            “Tentu saja aku tahu. Kau Keroro—Si Katak Bermata Besar—itu, kan? 

 
Oya, tulisan di depan toko ini: ‘Ddaebak Fashion Shop—Toko Busana Pria dan Wanita’. Jadi maaf, kami tidak menyediakan busana untuk seekor katak,” candaku sambil terkekeh.
            “E…Kurang ajar kau, ya,” ujarnya sambil mengacak rambutku pelan. “Kalau aku katak, kenapa tadi kau terpesona melihatku? Seperti ini nih…” ujarnya sambil menirukan kebengonganku yang menatapnya tadi, sementara aku langsung terbahak menatap wajahnya yang lucu.
“Oya, Haeyo-ssi, kau mau aku melakukan apa untuk berterimakasih padamu?” tanyanya kemudian. “Nggg…” Aku berpikir sejenak.
“Bagaimana kalau kau kutraktir?” potongnya.
“Nggg…Tidak usah. Terimakasih. Daripada sunbae mentraktirku, bagaimana kalau sunbae membeli barang di toko ini saja? Pasti kakak sepupuku akan sangat senang,” jawabku riang.
            “Mana bisa?!” tanya Minho sunbae, yang membuatku terkejut. “Kau sendiri yang bilang kan kalau toko ini tidak menyediakan busana untuk katak!” ujarnya sambil terbahak-bahak karena melihat ekspresi kesal ku gara-gara dikerjai olehnya. Mau tidak mau akhirnya aku tertawa juga.
“Oya, panggil oppa saja. Tidak usah panggil sunbae. Kedengarannya sangat kaku,” lanjutnya lagi.
            Sambil memilih-milih baju, kami pun asyik mengobrol. Wah.. Minho oppa ternyata memang sangat baik dan hangat. Lucu pula! ^^ Berbeda dengan image nya selama ini, yang selalu dikenal sebagai namja yang cool dan berkharisma.
“Kau suka siapa di SHINee?” tanyanya. Sesaat aku terkejut dan kurasakan wajahku mulai memanas. Duh, jangan-jangan mukaku merah, nih, batinku.
“Aku suka Key oppa,” jawabku akhirnya. “Oya, Minho oppa bisa tolong sampaikan suratku padanya, tidak?” tanyaku malu-malu.
            “Hei, ini zaman modern! Kalau ada yang ingin kau sampaikan, kenapa tidak lewat Twitternya saja?” Tanggapan Minho oppa membuatku kecewa.
“Kalau di Twitter, tidak dibalas, kok. Lagipula, kalau dibalas pun, pasti nanti penggemar lainnya akan heboh. Sama hebohnya seperti ketika Onew oppa tidak sengaja mem-follow salah satu Shawol. Kasihan si Shawol itu. Aku dengar, dia dicaci maki oleh para Shawol lain, sampai-sampai Onew oppa meng-unfollow dia lagi. Aku tahu bagaimana rasanya jadi Shawol itu. Pasti sedih sekali karena tadinya sudah sempat difollow back,” jelasku pelan.
            Minho oppa tertegun sejenak. 

 
 
“Hmpf…Baiklah. Mana suratmu?” tanyanya.
“Benar? Oppa akan menyampaikannya pada Key oppa?” tanyaku girang.
“Iya. Tapi sebagai imbalannya, aku minta nomor ponselmu!” jawabnya. 

 
“Mwo? Untuk apa?” tanyaku heran. Bagaimana tidak heran? Mana ada seorang idola yang meminta nomor ponsel fansnya? Apa tidak terbalik?!
“Pabo! Tentu saja agar aku bisa janjian bertemu denganmu untuk memberikan surat balasan dari Key nantinya!”
            “Oh begitu. Baiklah..” ujarku sambil tertawa senang. Kemudian, sementara Minho oppa memilih baju, aku mulai menulis surat untuk Key oppa sambil tersenyum-senyum sendiri karena dua alasan. Pertama, akhirnya aku bisa berkomunikasi (walaupun hanya lewat surat) dengan idolaku. 

 
Kedua, hehe..Sekarang aku tersenyum geli melihat para unnie pegawai yang sedang heboh mengajak Minho oppa foto bersama. Fiuhh..Untung tokonya baru saja dibuka, jadi belum ada pembeli yang datang. Yah, bisa dibilang kalau Minho oppa adalah “pembeli” pertama. :P
***
Keesokan harinya…
* Minho’s POV*
            Kulihat Haeyo yang sedang berjalan ke arah tempat dudukku sambil tersenyum antusias. Ya, siang ini aku dan dia janjian di taman kota. Aku sedang dalam waktu break, sedangkan dia keluar sebentar dari toko kakak sepupunya.
“Oppa, mana balasannya? Aku ingin cepat-cepat baca.. >_<” ujarnya heboh sambil berusaha meraih surat dari tanganku.
“Eit..” ujarku sambil menjauhkan surat dari jangkauannya. “Traktir aku makan siang dulu!” godaku sambil menirukan senyum Lucifer Key.
“Aish! Oppa ini…Tidak kusangka kalau sosok charisma sepertimu ini minta traktir pada seorang gadis. Kalau fans lain tau, kujamin julukanmu bukan Flaming Charisma lagi, melainkan Flaming Stingy (pelit),” ujarnya cemberut.
“Terserah..Kau mau ini, tidak?” tanyaku sambil melambai-lambaikan surat.
“Iya, baiklah!” ujarnya kesal.
di Café…
            Dengan tersenyum-senyum girang, Haeyo mulai membaca surat yang kusampaikan. “Uwaaaaahhh.. >_< Seperti dugaanku, Key oppa memang baik. Lihat oppa, dia mau kuajak bertemu kalau waktunya sedang kosong,” pekiknya girang sambil menunjukkan surat balasan tersebut.
            “Iya, aku tahu. Sudah cepat sekarang kau tulis balasannya. Hmm..Besok enaknya aku minta imbalan apa lagi, ya?” godaku sengaja.
            “Huh..Dasar!” ujarnya sambil mulai mengaduk isi tasnya, mengeluarkan pulpen, dan merobek selembar notes untuk menulis balasan.
***
*Malam hari*
*Sang Haeyo’s POV*
            Hwaaaa..Tanpa terasa sudah 2 minggu lebih aku surat-suratan dengan Key oppa. 


 
Senangnyaaa bisa bercerita panjang lebar dengannya. Setiap surat balasan dari Key oppa kumasukkan di sebuah amplop, dan kuselipkan di antara buku harianku. ^^
            Kubaca lagi surat balasannya yang paling baru:
Hari ini menyenangkan. Kami mengadakan jumpa fans, dan salah seorang fans meminjamkan PSP nya pada Minho. Hahaha. Saking keasyikannya bermain, dia sampai lupa kalau PSP itu bukan miliknya, seandainya aku tidak mengingatkannya. =p Kau sendiri bagaimana hari ini? Masih menjumpai para pelanggan yang cerewet dan menyebalkan seperti yang kau ceritakan kemarin, tidak? Kalau bertemu lagi, ancam saja, “Nanti tidak akan kuberi discount lho!” *Lucifer’s smile* =p Oya, besok kau sibuk, tidak? Kalau tidak, kutunggu jam 5 sore di taman, ya!
With Love,
                                                                                                                                                 Key

            Kyaaa..akhirnya dia mengajakku ketemuan!! XD Aku melompat-lompat di atas kasurku saking girangnya. Aaaa..Tidak percuma aku menghabiskan banyak uang untuk memberi imbalan pada Minho oppa yang pelit itu -_-“, karena akhirnya besok tiba juga hari yang kutunggu-tunggu, yaitu bertemu langsung dengan si pengirim surat!! Kyaaaaaaaaaaa…!! XD XD
Lebih baik sekarang aku memilah-milah baju untuk kupakai besok. Emm..Tanktop dengan celana jeans? Kaus dengan rok mini? Kemeja dan celana panjang? Argh! Aku pusing tapi tetap senang >_< Akhirnya pilihanku jatuh pada baju terusan pink yang simple dengan gambar boneka beruang di samping kanannya. Nah..Baju: check! Lalu rambutku? Apakah akan kucatok lurus, ombak, kuikat jadi satu, atau hanya kugerai dan memakai jepitan rambut saja?
Haduh..Sepertinya aku berlebihan, ya? Ketemunya kan masih besok sore! Lagipula, belum bertemu saja kenapa jantungku sudah berdegup sekencang ini? >,< Pertanda baik atau burukkah ini? ><
***
Sore hari di taman…
*Sang Haeyo’s POV*
            Aduh..jam 5 sore tinggal 10 menit lagi. Pasti sekarang Key oppa sedang dalam perjalanan ke sini. Kuambil cermin dari tas untuk mengecek penampilanku. Hmm..Beres! Make up natural, rambutku juga kugerai rapi dengan jepitan rambut berbentuk kupu-kupu yang lucu..^^ Kumasukkan lagi cermin ke tas, dan tanganku berganti mengecek handphone. Syukurlah..tidak ada kabar yang membuatku khawatir. Aku tersenyum. Nah sekarang..lebih baik aku berlatih membuka percakapan dengan Key oppa.
“Hmm..annyeong..^^”
“Annyeong, oppa! Akhirnya kau datang juga!”
“Oppa..^^ Senangnya aku..Akhirnya kita bisa bertemu.”
            Aku berceloteh sendirian seperti orang yang diragukan kewarasannya. Sampai akhirnya, ada sepasang tangan yang menutup kedua mataku. “E-eh..Key..Key oppa?” tanyaku sambil berusaha menjauhkan tangannya agar aku bisa membuka mata. Dan ketika aku menoleh ke belakang…
“Lho? Kenapa Oppa yang datang?!” ujarku kecewa setelah melihat si penutup mata barusan, yang ternyata adalah Minho oppa. “Key oppa mana? Dia tidak bisa datang?” tanyaku sambil melihat ke sekitar taman.
“Kau…sudah tidak sabar ingin bertemu si pengirim surat, ya?” Minho oppa malah balik bertanya.
“Tentu saja! Aku ingin bertemu dengan si pengirim surat, yang selama ini surat-suratnya selalu membuatku berdebar-debar, tersenyum, menangis terharu, bahkan tertawa terbahak-bahak,” jawabku semangat. “Surat-surat yang…selalu kutunggu karena itu sangat berarti untukku. Walaupun cuma secarik kertas,” lanjutku pelan.
Minho oppa menghela nafas panjang. Apakah dia mau bilang kalau terjadi sesuatu yang buruk pada Key oppa sehingga ia tidak bisa datang? Key oppa berubah pikiran dan tidak mau bertemu denganku? Atau jangan-jangan, Minho oppa mau bilang kalau sebenarnya Key oppa sudah punya pacar seperti Jonghyun oppa?! Andwaeeee.. T.T
Aku ribut dengan berbagai dugaanku sendiri ketika akhirnya Minho oppa angkat bicara,”Bagaimana kalau kubilang bahwa pembalas surat-suratmu selama ini…adalah aku?” tanyanya lirih, tapi sangat membuatku shock! “Apa kau masih saja ingin bertemu?” lanjutnya lagi.
#FLASHBACK#
* Minho’s POV*
            “Annyeong, Key oppa..^^ Namaku Haeyo. Aku salah satu fans beratmu. Kau tahu? Aku selalu terpesona menontonmu menyanyi, dance, rap, bahkan aksi memasak mu di Raising Idol! Aish…Kau benar-benar Almighty, sesuai dengan julukanmu >_< Walaupun seringkali kau cerewet seperti umma-umma, ceplas-ceplos dan menyebalkan seperti Lucifer :p tapi aku yakin kalau kau adalah namja yang baik. Kau sangat penyayang dan peduli pada member-member lain, sampai-sampai dijuluki “umma” nya SHINee ^^
Oya oppa, suatu saat nanti aku harap kita bisa bertemu. Aku ingin sekali berkenalan, ngobrol, bahkan menyanyi dan memasak bersamamu. Hehe. =p Entah kenapa (mungkin karena hari ini aku bertemu Minho oppa secara tidak sengaja, ya?) aku jadi sangat berharap untuk bisa bertatap muka langsung denganmu. Pasti kau juga sangat baik dan hangat seperti Minho oppa, kan? ^^
            Tidak kulanjutkan lagi membaca surat dari gadis itu ketika Taemin tiba-tiba masuk ke kamar. “Hyung, temani aku beli es krim!” teriaknya. Dasar anak kecil! Mengganggu saja! -_-“ Cepat-cepat kusembunyikan surat dari Haeyo…
***
 #FLASHBACK END#
*Sang Haeyo’s POV*
“MWO??!! Apa maksudmu? Jadi selama ini kau sengaja mengerjaiku, ya? Belum puas kau membuatku kesal dengan menghabiskan uangku untuk mentraktirmu sebagai imbalan, tapi ternyata kau…” Aku mulai terisak sambil memukul-mukul dada Minho oppa.
“Atau jangan-jangan..Key oppa tidak mau membalas suratku, jadi kau merasa kasihan lalu menggantikannya membalas suratku?!” Aku bertanya sambil masih terisak.
“Maaf. Tapi..Tapi aku menyukaimu. K-kau…kau begitu ceria, lucu, dan baik. Ya, walaupun baru 2 minggu kita mengenal, tapi aku tahu kau orang yang baik. Saat aku menawarimu untuk memberi imbalan karena sudah menolongku untuk bersembunyi, kau bilang, “Tidak usah. Terimakasih. Daripada sunbae mentraktirku, bagaimana kalau sunbae membeli barang di toko ini saja? Pasti kakak sepupuku akan sangat senang,” ujarnya menirukan apa yang kukatakan waktu itu. Aku hanya bisa diam.
“Lalu kau juga bilang, ‘…Sama hebohnya seperti ketika Onew oppa tidak sengaja mem-follow salah satu Shawol. Kasihan si Shawol itu. Aku dengar, dia dicaci maki oleh para Shawol lain, sampai-sampai Onew oppa meng-unfollow dia lagi. Aku tahu bagaimana rasanya jadi Shawol itu. Pasti sedih sekali karena tadinya sudah sempat difollow back…’. Kau tahu? Saat itu aku tertegun mendengarnya. Kupikir kau akan marah-marah atau mencaci maki juga, tapi ternyata…kau malah bersimpati pada salah satu Shawol itu.”
“Selain itu, kau…hmpf..banyak lagi kebaikanmu. Surat-surat itu turut memberitahuku juga. Sekali lagi, aku minta maaf, ya..Surat-suratmu tidak pernah sampai ke tangan Key. Maaf,” ucapnya lagi.
***


di kamar Haeyo…
*Sang Haeyo’s POV*
            Kubuka lagi lembaran-lembaran surat yang selama ini menjadi semangatku. Mulai dari surat pertama sampai surat terakhir, semuanya tidak pernah bosan kubaca. Aku menangis terharu ketika kubaca salah satunya…
”Kau tahu tidak? Aku baru kali ini menemui gadis yang berbeda sepertimu. Dari cerita Minho, aku kaget karena ternyata kau bukan fans biasa. Minho bilang, kau rela mentraktirnya berkali-kali hanya karena ingin surat-suratan denganku. Kau menghargai privasiku karena tidak memaksa untuk memberitahumu no.hp ku. Kau bahkan turut bersimpati ketika ada Shawol yang dicaci maki para Shawol lain gara-gara difollowback twitternya oleh Onew hyung. Hmm..Aku jadi tidak sabar ingin bertemu denganmu. Ingin melihat langsung seperti apa gadis yang sering dibicarakan oleh Minho ini..”
            Aku membaca lagi. Kali ini isinya membuatku terbahak.
“Hari ini Taemin seperti orang bodoh! Aku memergokinya ketika dia memecahkan jam tangan milik Jonghyun. Aku menakut-nakutinya dengan bilang bahwa itu jam tangan mahal, sehingga jarang dipakai oleh Jonghyun karena takut rusak. Padahal, itu hanya jam tangan yang didapat Jonghyun saat dia menang permainan di taman ria bersama Se Kyung! Hahhahahahaha.. XD”
            Tanpa kusadari, aku semakin jatuh cinta pada pengirim surat-surat ini, yang ternyata—dan baru kuketahui hari ini—adalah Minho oppa. Jadi, apakah selama ini yang kutunggu-tunggu ceritanya adalah Minho oppa juga?
***
* Minho’s POV*
            Aku sedikit terkejut ketika menerima SMS dari Haeyo. Dia bilang, besok aku disuruh datang ke toko kakak sepupunya itu. Tapi dia tidak bilang untuk apa. Gawat! Jangan-jangan, dia mau memanggil teman-temannya yang adalah penggemarku, untuk mengeroyokku! Aduh -_-“ habislah aku!
Keesokan harinya…
            Sambil menarik nafas dalam-dalam, aku melangkah masuk ke dalam toko. Sepi sekali. Bahkan di meja kasir pun aku tidak melihat ada yang jaga. Aku jadi cemas. Jangan-jangan… Haeyo sedang membalas mengerjaiku. Aku mulai melangkah ke luar, tetapi ada sebuah patung yang menghalangiku di dekat pintu masuk. Patung ini mengenakan kaos putih dengan rompi merah muda sebatas dada, rok berwarna biru muda, dan sepatu hak tinggi. Dia juga memakai topi dan kacamata hitam.
            Eh, apa itu di tangannya? Terselip kertas berwarna merah muda di sela-sela jemari patung tersebut. Karena penasaran, aku mengambil dan amat sangat terkejut ketika membaca tulisan besar yang tertera di kertas tersebut: “NA DO SARANGHAE”. 

 
Ragu-ragu aku menatap patung itu. “Hae..Haeyo??” tanyaku terbata. Patung, yang ternyata memang Haeyo itu tersenyum.
“Oppa datang lama sekali, sih?! Aku pegal, tahu!” candanya sambil memukul pelan bahuku.
            “K-kau..” Aku masih terbata.
“Haha..Dasar pabo! Mana ada patung yang bisa bicara? Kecuali kalau kau ikut syuting film ‘Night at the Museum’,” katanya sambil menirukan perkataanku waktu pertama kali kami bertemu.
            Aku pun tertawa. Lalu kembali kulanjutkan kalimatku yang tadi terputus, “K-Kau…juga menyukaiku??” tanyaku memastikan.
“Tidak! Enak saja..Aku mau jadi pacarmu karena aku ingin minta ganti semua uang yang kugunakan untuk mentraktirmu!” ujarnya kesal. “B-baiklah…Aku akan ganti semuanya. Kau jangan khawatir,” ujarku serius.
            Haeyo terkikik geli. “Oppa ini sering mengataiku pabo, padahal oppa sendiri pabo! Mana mungkin aku serius ingin menagih semuanya itu? Semuanya sudah terbayar lunas karena selama ini oppa sudah membuatku terhibur dan bersemangat karena isi surat-surat itu…” Dia memandangku malu-malu, sementara aku langsung memeluk dan mengecup pipinya.

 
Hmm..Sepertinya aku harus berterimakasih pada fans yang mengejar-ngejarku waktu itu, dan juga…pada Key! Hehe..Dan, mulai saat ini, kalau ada yang bertanya bagaimana aku bertemu dengan pacarku, akan kujawab, “Gara-gara patung dan surat. Hehehehe..”
***
#FLASHBACK#
*Sang Haeyo’s POV*
            Sudah kubilang di awal cerita, kalau aku suka mencoba hal baru, kan? =) Nah, maka dari itu, untuk menjawab pernyataan cinta dari Minho oppa, aku tidak akan menjawabnya dengan cara biasa. Hehe. =p Semua pegawai kuminta bersembunyi sebentar ketika kuintip dari pintu kalau Minho oppa sedang berjalan ke arah toko. Langsung saja aku memasang pose ala patung. Hihihi.. =p Idenya, tentu saja kudapatkan dari Minho oppa yang waktu itu menyamar jadi patung untuk bersembunyi di toko, agar tidak ada yang mengenalinya kalau ada fans yang kebetulan lewat. =p
Dan..bukankah aku juga sudah bilang kalau cerita cintaku ini cukup unik, kan? Jadi..kalau ada yang bertanya bagaimana aku bertemu dengan pacarku, akan kujawab, “Gara-gara patung dan surat. Hehehehe..”
THE END

1 Coment:

ayu aditi said...

jikakakak, authornya narsis :P

andai beneran kayak diceita kalo anak2 SHINee pada punya akun twitter
pasti aku gombalin mreka satu persatu tiap hari, ampe mentionnya jebol (?) XDD

Post a Comment

 

Only Minho Design by Insight © 2009